BIMA,OBORbima – Tokoh Muda Kabupaten Bima yang juga aktif di PDI Perjuangan, Herman Effendy, S. Sos., M
Ap mengucapkan Selamat Dies Natalies Ke 22 untuk Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND).
“Semoga semakin bertambah nya Usia,semakin besar dan bertambah inteleqtual dalam kritis kebijakan demi masyarakat” ujar Herman
Kata Herman, bahwa Liga Mahasiswa Nasional Demokratis (LMND) harus menjadi “Agent Of Society” dalam menyampaikan kebutuhan masyarakat dalam rangka mengawal kebijakan pemerintah.
“Daya kritis sangat perlu, kritik yg berbasis data faktual bukan fitnah, sebagai Agent Of Society LMND ke depan harus jauh lebih baik seiring dengan bertambah nya usia,” ungkapnya.
HE sapaan akrab Herman Effendy mengungkapkan, eksistensi LMND untuk Bangsa dan Negara. LMND merupakan organisasi mahasiswa progresif yang didirikan bersamaan dengan gelombang perjuangan menggulingkan rejim Orde Baru hingga pada tuntutan penuntasan agenda reformasi; penghancuran sisa-sisa kekuatan Orde Baru, demokratisasi dalam segala aspek politik, ekonomi dan budaya, serta pembentukan Pemerintahan Rakyat.
Pada pertengahan tahun 1998 dibentuk Front Nasional untuk Reformasi Total (FNRT), akan tetapi, FNRT tidak sanggup mengkonsolidasi kesatuan gerakan mahasiswa dan menyebabkan front ini bubar. Setelah itu, beberapa komite aksi yang pernah mengambil inisiatif pendirian FNRT membentuk aliansi baru, yaitu Aliansi Demokrasi (ALDEM) pada Agustus 1998. ALDEM berhasil menerbitkan sebuah majalah “ALDEM” satu kali dan sukses menggalang aksi nasional pada tanggal 14 September 1998 dengan isu Cabut Dwifungsi ABRI. Upaya berikutnya adalah pembentukan Front Nasional untuk Demokrasi (FONDASI) pada pertengahan Februari 1999.
“Kebuntuan konsolidasi Rembuk Mahasiswa Nasional Indonesia II (RMNI II) di Surabaya, terutama mengenai respon terhadap pemilu 1999, mendorong FONDASI melakukan konsolidasi lanjutan pada tanggal 9-12 Juli 1999 di Bogor,”bebernya.
Konsolidasi yang diikuti sekitar 20 komite aksi mahasiswa dari berbagai kota, bersepakat mendirikan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND). Sejak berdiri, LMND bersama komite aksi yang dipayunginya aktif dalam perjuangan menuntaskan Reformasi; Menolak SI MPR, Pengadilan terhadap Soeharto.
Pada tahun 2001, sebuah pertikaian di DPR melahirkan kompromi politik dengan naiknya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presidennya. Gusdur merupakan seorang demokrat-reformis yang bersikap gradual, terutama dalam bersikap terhadap manuver-manuver politik yang dilakukan sisa-sisa kekuatan Orde Baru, maupun Poros Tengah yang dirancang oleh sayap oportunis di parlemen (PAN, Partai Keadilan, PBB, PPP, dll).
“Beberapa kali Gus Dur hendak memperlihatkan sikapnya membersihkan sisa-sisa Orde Baru, dengan mengadili Soeharto, merespon tuntutan pembubaran Golkar, serta menghapuskan dwi-fungsi ABRI. Langkah ini mendapat perlawanan dari kelompok reaksioner; sisa-sisa Orde Baru dan Poros Tengah yang oportunis. Pada saat Gus Dur bergerak menghadapi sisa-sisa Orde Baru dan berupaya,”imbuhnya.
Mendemokratiskan kehidupan politik mendapat tantangan dari koalisi besar sisa-sisa Orde Baru dan Poros Tengah, maka LMND bersama beberapa kelompok radikal dari gerakan mahasiswa, buruh, dan petani berada di garis depan pendukung Gus Dur.
“Akan tetapi, sikap gradual Gus Dur menyebabkan ia tidak dapat mengendalikan situasi, dan akhirnya tergulingkan. Reformasi akhirnya dipukul mundur, dan kekuatan lama (sisa-sisa orde baru) merestorasi diri. Megawati-Hamzah Haz naik menggantikan Gus Dur,”ucapnya.
Selain mengakomodir kekuatan lama (Orde Baru dan Tentara) dan restrukturisasi kekuasaan barunya, Megawati juga melanjutkan negosiasi dengan IMF dan WTO, terutama untuk implementasi resep-resep neoliberal di Indonesia.
Berbagai struktur LMND bergerak di berbagai kota menentang kenaikan harga BBM, privatisasi, dan kebijakan liberalisasi impor perdagangan. akibatnya,
“Aktifis LMND di berbagai kota banyak yang ditangkap, kantor-kantor LMND diserbu oleh milisi dan preman, dan aksi-aksi massa kami dibubarkan,”katanya.
Ia mengatakan, perlawanan yang dilakukan LMND bersama sektor-sektor sosial lainnya menyebabkan rejim Mega-Haz kehilangan kredibilitasnya di hadapan rakyat. Akan tetapi, mereka masih dapat bertahan dan menyelenggarakan pemilu 2004.
(RED)