BIMA,OBORbima – Proyek pembangunan gedung serba guna di Desa Bajo Kecamatan Soromandi kian memprihatinkan, kini kondisinya seperti bangunan yang tak bertuan.
Saking tidak terawat dan terurus didalamnya ditumbuhi banyak semak belukar. Bahkan kondisi bangunannya sudah mulai terlihat lapuk. Jika dibiarkan besar kemungkinan bangunannya akan rusak dan roboh.
Informasi yang dihimpun media ini, bangunan yang berada di Dusun Kampo Sigi itu kabarnya mangkrak selama dua tahun. Proyek pembangunannya tidak lagi dilanjutkan karena keterbatasan anggaran.
Sesuai rancangan, proyek pembangunan gedung serba guna itu rencananya dibangun secara bertahap. Pembangunannya dimulai sejak tahun 2018 lalu dengan besar anggaran Rp180 juta yang bersumber dari Dana Desa (DD).
Kemudian pada tahun berikutnya yakni 2019, Pemerintah Desa (Pemdes) setempat kembali mengucurkan anggaran sebanyak Rp200 juta. Sehinga total anggaran yang dihabiskan dalam proyek itu mencapai Rp380 juta.
Saat proyek akan dilanjutkan kembali tahun 2020, tiba-tiba pandemi Covid-19 terjadi. Hal itu menyebabkan peralihan anggaran DD, termasuk alokasi untuk melanjutkan proyek tersebut.
Kabarnya Pemdes setempat berencana mengalokasikan anggaran tambahan sebanyak Rp400 juta untuk melanjutkan hingga merampungkan proyek pembangunan gedung, namun gagal, karena dialihkan untuk bantuan covud-19. Hal itu membuat pembangunannya mangkrak sampai saat ini.
Mangkraknya proyek pembangunan gedung itu sangat disayangkan sejumlah warga setempat. Karena mereka khawatir bangunannya akan rusak hingga roboh jika dibiarkan atau tidak dilanjutkan pengerjaannya.
“Material kayu di dinding bangunan sudah lapuk. Saya khawatir nantinya rusak dan roboh,” ujar seorang warga.
Warga berharap Pemdes setempat segera mencarikan solusi untuk menyelesaikan pembangunan. Selain tidak bisa dimanfaatkan oleh warga, proyek pembangunan gedung itu juga akan diproses hukum karena bermasalah.
“Jangan sampai anggaran banyak yang dialokasikan sia-sia dipakai begitu saja. Karena pembangunan gedung membuat pelaksanaan kegiatan dan program lain tertunda,” harapnya.
(RED)