KOTA BIMA,OBORBIMA.ID – Untuk melakukan penurunan stunting di Kota Bima, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB memfasilitasi kegiatan perwakilan BKKBN provinsi NTB dengan Perguruan Tinggi Universitas Mbojo Bima Senin, 3/4/23.
Kepala Dinas PPKB Nurjanah, S.Sos, dalam sambutannya menyampaikan, bahwa pembangunan kependudukan dan keluarga berencana bertujuan untuk mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan.
Serta, kata dia, mengandung kemampuan fisik meteril guna hidup mandiri, mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.
“Upaya yang dilakukan dalam percepatan penurunan stunting di kota bima telah membuahkan hasil kerjanya yaitu, pada tahun 2022 terjadi penurunan stunting sebesar 13,52 porsen dan pada tahun 2023 menjadi 12,52 porsen, dan masih perlu di turunkan lagi diangka dibawah 10 porsen sesuai dengan target kota bima tahun 2024,”bebernya.
Ia menjelaskan, untuk mewujudkan itu semua diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak terkait terutama dalam kegiatan percepatan penurunan stunting yang kita upayakan bersama yaitu, mulai dari hulu yang dimulai dari remaja atau calon pengantin agar kelak tidak melahirkan generasi yang stunting.
“Oleh karena itu kami sangat mengharapkan dukungan dari adik-adik mahasiswa yang merupakan bagian dari generasi remaja indonesia, serta kader pik/R dapat berkolaborasi dalam kegiatan Bangga Kencana serta tercapainya keluarga kota bima yang bebas stunting,”harapnya.
Ibu Janu sapaanya berharap pada bapak rektor, untuk kegiatan selanjutnya dapat menempatkan mahasisiwanya yang melaksanakan program KKN untuk di tempatkan di kelurahan yang menjadi lokus stunting Kampung keluarga berkualitas sebagai lokasi Kuliah Kerja nyata.
Sementara itu, Rektor UNM Mbojo Bima Dr. Rifai, S.Sos.MSi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi pada perwakilan BKKBN yang telah memilih kampusnya untuk menjadi bagian dari program bangga kencana dalam upaya penurunan stunting melalui program Mahasiswa Peduli stunting.
Selain itu, lanjut dia, keterlibatan dunia pendidikan diharapkan mampu memberikan edukasi pada masyarakat tentang perubahan prilaku, sehingga pola hidup masyarakat bisa berubah dan mampu memberikan dampak positif pada lingkungannya.
Ditempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Drs. Samsul Anam, MPH dalam arahannya mengatakan, secara penthaholik BKKBN membutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak dalam upaya mewujudkan generasi emas tahun 2045.
“Mahasiswa tidak hanya bertindak sebagai Subyek, akan tetapi dapat juga bertindak sebagai obyek. perencanaan harus dimulai dari sejak remaja, dimana kematangan usia remaja sebelum menikah sangat menentukan keberhasilan sebuah perkawinan,”imbuhnya.
Untuk itu ia pun menghimbau pada para mahasiswa, agar menikah pada usia 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria, sehingga dengan demikian kematangan reproduksi sudah siap dan anak yang akan dilahirkan bisa terhindar dari resiko stunting.
*OB.002*