Kategori: Kesehatan

  • RS. Rabita Sape Mulai Dibangun, Bupati Bima : Saya Ajak Warga Dukung Keberadaan Rabita Hospital

    RS. Rabita Sape Mulai Dibangun, Bupati Bima : Saya Ajak Warga Dukung Keberadaan Rabita Hospital

    BIMA.OBORBIMA.ID – Fasilitas kesehatan Rumah Sakit (RS) Rabita Sape yang berlokasi di Desa Oi Maci Kecamatan Sape mulai dibangun Kamis, (3/4) ditandai Peletakan batu pertama (Ground Breaking) oleh Bupati Bima Ady Mahyudi.

    Pembangunan RS berlantai 2 di atas lahan seluas +- 220 M² dengan rencana bangunan seluas +- 1.200 M² dan tersebut juga dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Bima Dapil V (Sape-Lambu), Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Fatahullah, S.Pd, Camat Sape Muhamad Akbar, SP., M.Si, Muspika, Kasi Bimas Islam Kemenag Bima, dan Kepala Desa Se kecamatan Sape.

    Bupati Ady Mahyudi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang setinggi tinggi nya kepada seluruh pihak terkhusus keluarga besar Rabita yang menggagas, mendukung, dan merealisasikan pembangunan Rumah Sakit.

    “Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung keberadaan dan perjalanan Rabita Hospital kedepannya,”ajaknya.

    Masyarakat, sambungnya, diharapkan agar menjadikan Rumah Sakit ini sebagai ruang harapan, ruang pemulihan, dan ruang penguatan nilai-nilai kemanusiaan.

    Sebelumnya Komisaris Dewan Pengawas Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS, CICS memaparkan, RS Rabita akan hadir untuk memberikan layanan kesehatan berkualitas dengan tenaga medis profesional dan fasilitas modern.

    “Langkah ini merupakan wujud nyata untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan kesehatan agar sejalan dengan tujuan pemerintah daerah untuk meningkatkan Indeks pembangunan manusia (IPM) di kabupaten Bima,”tandasnya.

    RS ini nantinya akan dilengkapi Kelas Rawat Inap, Kelas Rawat Inap VIP, Perina dan Neonatus, dan Ruang Isolasi. Sementara itu, Bangunan Utama 1 yang juga sedang direnovasi terdiri dari IGD, VK, OK, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Poliklinik, ICU.

    Peletakan batu pertama Gedung 2 Rumah Sakit tersebut, dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng bersama.

    *OB.008*

  • Sidak PKM Sanggar, Wabup Cek Ruang Perawatan

    Sidak PKM Sanggar, Wabup Cek Ruang Perawatan

    BIMA.OBORBIMA.ID – Kunjungan kerja di Kecamatan Sanggar, selain dimanfaatkan Bupati dan Wakil Bupati untuk melakukan kegiatan Safari Ramadan, juga melakukan sejumlah kegiatan.

    Wakil Bupati Bima dr. H. Irfan Zubaidy yang didampingi Inspektur Kabupaten Bima yang diwakili Irban Wilayah I M.Taufan Aga S.STP. MPH Jam: 10.10 WITA, begitu tiba di Puskesmas Sanggar, diterima oleh Plt. Kepala PKM Sanggar Evi Suarni, AMd. Keb dan langsung melakukan Inspeksi untuk melihat dari dekat pelayanan kesehatan kepada masyarakat di PKM tersebut.

    Inspeksi dimulai pada pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk kemudian meninjau 12 ruang perawatan yang ada, ruang farmasi hingga toilet di fasilitas kesehatan tersebut.

    Pada setiap ruangan yang dikunjungi, Wabup dr. Irfan mendengarkan penjelasan terkait pelayanan di masing-masing ruangan, kendala dan aspek yang diperlukan untuk memenuhi standar pelayanan medis.

    ‘Kita akan mengadakan rapat koordinasi khusus untuk masing-masing kluster pelayanan, mengacu pada masalah yang dihadapi serta solusi. Jadi kita tidak hanya bekerja berdasarkan rutinitas. Semua harus mempunyai mimpi yang sama untuk menciptakan Bima yang lebih baik,” Terangnya

    *OB.006*

  • Awal Tahun 2025 Kasus DBD Meningkat,Dikes Imbau Masyarakat Waspada

    Awal Tahun 2025 Kasus DBD Meningkat,Dikes Imbau Masyarakat Waspada

    KOTA BIMA.OBORBIMA.ID – Dinas Kesehatan Kota Bima melalui Kepala Bidang P3PL, Hj. Fitriani Mahfud menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar mengantisipasi lonjakan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

    Awal Tahun 2025 ini saja kasus DBD mulai meningkat di Kota Bima, untuk itu pihaknya mengingatkan kewaspadaan, mengingat penyakit ini dapat berujung kematian jika tidak di tangani dengan cepat dan tepat.

    Hal itu diungkapkan Umi Fitri sapaannya diruang kerjanya saat menyampaikan himbauan ini, Jum’at, 14 Maret 2025.

    “DBD dapat menyebabkan kematian, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Data tahun 2025, ada 92 kasus, dengan kematian 1 orang. Angka ini meningkat dibanding tahun 2024 lalu sebanyak 30 kasus,” ungkapnya.

    Ia menambahkan, DBD adalah penyakit Infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Ia mengingatkan bahwa lebih baik mencegah dari pada mengobati. Mari kita mulai dari pencegahan penyakit DBD.

    Kabid P3PL menambahkan, sebelum melakukan pencegahan, ada baiknya mengenali dulu sifat dan ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti, meliputi, nyamuk Aedes Aegypti biasanya menggigit jam 08.00 sampai jam 10.00 pagi dan menjelang sore hari jam 16.00 sampai 18.00 sore.

    Didalam rumah, sambungnya, nyamuk Aedes Aegypti akan meletakkan telurnya pada dinding penampungan air bersih (bak air, penampungan air minum, dispenser, air di belakang kulkas, tempat minum burung, vas bunga). Selain itu, daoat juga berkembang biak diluar rumah pada benda-benda yang bisa menampung air (ban bekas, gelas dan botol bekas air mminum) dan lainnya.

    “Untuk mencegah demam berdarah (DBD), fokus pada pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menerapkan prinsip 3M plus,” ujarnya.

    Pertama, Menguras, bersihkan bak mandi, ember dan tempat penampungan air secara rutin (minimal seminggu sekali), kedua, Menutup, tutup rapat penampungan air drum, ember dan botol bekas, dan ketiga, Mengubur, kuburlah barang-barang bekas yang dapat menampung air.

    PLUS, menabur bubuk pembasmi jentik (bubuk Abate) di tempat penampungan air, tidur menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk, tidak menggantung pakaian kotor di dalam kamar yang dapat menjadi tempat persembunyian nyamuk.

    “Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD (demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot) segera konsultasikan ke dokter atau periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat (Rumah Sakit, klinik, Puskesmas dan dokter praktek mandiri),” tambahnya.

    *OB.004*

  • Pimpin Rakor Program Percepatan Penurunan Stunting Kota Bima Tahun 2025, Ini Harapan Kepala Bappeda

    KOTA BIMA.OBORBIMA.ID – Dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting di Kota Bima, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bima, Drs. Adisan, memimpin rapat koordinasi lintas sektor yang berlangsung di Aula Kantor Bappeda Kota Bima.

    Rapat ini dihadiri oleh perwakilan beberapa Kepala Dinas terkait, antara lain, Kepala dinas Kesehatan Kota Bima, Kepala Dinas Kominfotik Kota Bima, Kepala DPPKB Kota Bima, atau yang mewakili, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kita Bima, atau yang mewakili, kader posyandu, serta mitra pembangunan yang terlibat dalam program penurunan stunting.

    Rapat ini bertujuan menyusun langkah strategis guna mencapai target penurunan prevalensi stunting sebesar 14% pada akhir tahun 2025.

    Dalam sambutannya, Adisan menyampaikan, sebagaimana yang diamanatkan oleh Penjabat Walikota Bima beberapa waktu lalu bahwa, penanganan kasus stunting di Kota Bima ini, belum mengalami kemajuan yang signifikan.

    Untuk itu ia berharap dengan adanya pertemuan hari ini, penanganan kasus stunting bisa mendapatkan solusi yang lebih baik, agar Kota Bima bisa terbebas dari kasus stunting, atau sekurang-kurangnya bisa menekan angka stunting Kota BIma.

    “Kasus stunting, merupakan kasus yang butuh perhatian serius dari kita semua, Untuk itu, saya berharap Dinas terkait, dalam hal ini, Dinas Kesehatan, dan Dinas P2KB, agar lebih melakukan upaya-upaya pragmatis yang lebih intens di lapangan dalam penangananya”, ujarnya.

    Rapat ini membahas sejumlah isu utama, termasuk peningkatan akses gizi, penyediaan air bersih dan sanitasi, serta edukasi bagi ibu hamil, dan ibu menyusui, selain itu, evaluasi program-program yang telah berjalan pada tahun sebelumnya turut menjadi fokus pembahasan, guna memastikan efektivitas intervensi di lapangan.

    Salah satu poin penting yang dihasilkan dari rapat adalah pembentukan tim monitoring dan evaluasi yang akan memastikan setiap program berjalan sesuai target.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima menyampaikan, bahwa pihaknya telah mempersiapkan sejumlah program inovatif, termasuk penyuluhan berbasis komunitas dan aplikasi digital untuk pemantauan tumbuh kembang anak.

    Di akhir rapat, Kepala Bappeda mengajak semua pihak untuk berkomitmen dalam menjalankan program ini dengan optimal.

     “Dengan kerja keras bersama, saya yakin kita bisa mencapai target penurunan stunting yang telah ditetapkan, demi masa depan generasi Kota Bima yang lebih baik,” pungkasnya.

    *RED*

  • Publikasi Data Stunting Tingkat Kota Bima Tahun 2024 Digelar

    Publikasi Data Stunting Tingkat Kota Bima Tahun 2024 Digelar

    KOTA BIMA.OBORBIMA.ID – PJ Wali Kota Bima, Drs. H. Mukhtar, MH menghadiri kegiatan pertemuan publikasi data stunting tingkat Kota Bima tahun 2024.

    Kegiatan ini diselenggarakan di aula Maja Labo Dahu Kantor Walikota Bima, yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima, Kepala DPPKB Kota Bima, Kepala Dinas Kominfotik Kota Bima, dan beberapa Kepala OPD, Camat, dan Lurah yang mendapat undangan.

    Kegiatan ini bertujuan untuk mempublikasikan hasil pengumpulan data stunting Kota Bima Tahun 2024.

    Dalam sambutannya, H. Mukhtar, menyampaikan keprihatinan, dan kepeduliannya pada kasus Stunting yang terjadi di Kota Bima, yang sampai dengan saat ini masih mengalami kenaikan, yaitu berada di angka 30,30%, angka ini berdasarkan hasil laporan dari tim Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

    “Saya sangat prihatin dengan kasus stunting di Kota Bima, yang sampai dengan hari ini, masih mengalami kenaikan, ujarnya, untuk itu saya berharap kepada teman-teman pendamping, untuk bekerja dengan maksimal, agar angka stunting di Kota Bima ini, bisa mengalami penurunan,”katanya.

    Sementara itu, laporan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima, Ahmad, S. Sos.,M. Kes, mengatakan bahwa meningkatnya kasus stunting yang terjadi di Kota Bima akhir-akhir ini, disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, kurangnya asupan gizi pada ibu hamil, pola makan yang kurang sehat, dan kurangnya menjaga kebersihan lingkungan, dan lain-lain.

    Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bima, dalam rangka percepatan penurunan angka stunting adalah, memberikan edukasi kepada calon pengantin baru, memberikan tambahan asupan gizi pada ibu hamil, dan ibu menyusui, memberikan asupan gizi pada anak usia balita, serta melakukan imunisasi pada anak usia 0 bulan, sampai dengan anak usia 5 tahun.

    Ahmad mengatakan bahwa, Upaya ini dilakukan untuk mencapai angka yang sesuai dengan angka strategis nasional dalam rangka penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara nasional, yakni 14%.

    “Untuk itu saya berharap untuk mencapai target ini, butuh perhatian khusus, dan keterlibatan dari kita semua,”Harapnya.

    Sementara itu Kadis DPPKB Kota Bima Hj. Suharni SE, mengapresiasi upaya semua pihak dan berharap langkah-langkah yang dilakukan dapat memberikan dampak positif secara berkelanjutan.

    “Dengan sinergi dan kerja keras bersama, saya optimis kita bisa mencapai target yang telah ditetapkan dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak di Kota Bima,” tutupnya.

    Pertemuan publikasi data stunting ini, diakhiri dengan komitmen bersama antara Pemerintah, dengan instansi terkait, untuk terus bekerja sama mewujudkan Kota Bima bebas stunting.

    *Red*

  • Hj. Suharni : Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting Gencar Dilakukan

    KOTA BIMA.OBORBIMA.ID – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bima memfasilitasi kegiatan Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Tentang rapat koordinasi tekhnis pelaksanaan kebijakan gerakan orang tua asuh cegah stunting (genting) pada kamis 19 Desember 2024.

    Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah kepala perangkat daerah, Pejabat Provinsi,Ketua TP.PKK, BUMN, Camat dan lurah.

    Dalam Sambutanya Asisten II Asisten II Drs.M.Nor A.Majid, M.H. menyampaikan bahwa  pemerintah kota bima sangat berkomitmen untuk menurunkan angka stunting, untuk itu dirinya mengharapkan adanya komitmen dan kerjasama dari semua pihak dalam menangani stunting di kota bima.

    Kepala Dinas PPKB Hj. Suharni, SE dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan  penurunan stunting di kota bima antara lain permasalahnya adalah masih tingginya angka stunting di indonesia yaitu 21,5 porsen (menurut SKI tahun 2023).

    Untuk mewujudkan target penurunan stunting di butuhkan koordinasi dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak terutama OPD terkait, stakeholder dan seluruh elemen masyarakat kota bima. salah satu inisiatif yang dilakukan adalah gerakan orang tua asuh cegah stunting (genting) yang telah dicanangkan pada tanggal 5 Desember 2024 di provinsi Jawab barat.

    “Pemerintah kota bima sangat berkomitmen untuk menurunkan angka stunting dimana berdasarkan data EPPGRM yang bersumber dari Dinas Kesehatan Prevalensi Stunting Kota Bima Bulan november 2024 sebesar 10,01 porsen dan diharapkan dapat turun lagi pada bulan desember 2024,”harapnya.

    “RED”

  • Pemkot Bima Gelar Rapat Koordinasi Teknis Pelaksanaan Kebijakan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting

    KOTA BIMA.OBORBIMA.ID – Pemerintah Kota Bima menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) terkait pelaksanaan kebijakan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah Kota Bima. Kamis ,19 Desember 2024.

    Rapat dihadiri oleh Pejabat dari Propinsi NTB, Ketua TPP PKK, Kadis DPPKB dan beberapa kepala OPD, Camat dan lurah ini bertujuan untuk menyusun langkah-langkah strategis dalam mencegah stunting, khususnya di kalangan anak-anak usia dini.

    Dalam sambutannya, Plt Asisten III , Drs. M. Nor , M.H mengungkapkan, bahwa salah satu permasalahan yang di hadapi dalam mewujudkan pembangunan SDM yang berkualitas adalah masih tingginya angka stunting di Indonesia yaitu 21,5 persen (menurut SKI 2023) dibanding tahun sebelumnya hanya menurun 0,1 persen.

    “Saat ini Kota Bima telah berkomitmen dan membuktikan menurunkan angka stunting, dimana angka prevalensi pemantauan gizi di Kota Bima saat ini menjadi 10,01 persen , per november 2024 berdasarkan data EPPBGM,” Ungkap M.Nor.

    Pemkot Bima berharap untuk dapat mewujudkan target penurunan stunting yang kita harapkan dibutuhkan koordinasi dan komitmen yang kuat dengan berbagai pihak terutama dari OPD terkait, stakeholder dan masyarakat Kota Bima.

    Sementara itu, Kadis DPPKB Kota Bima Hj. Suharni SE mengatakan, bahwa rapat koordinasi ini diharapkan dapat memberikan arah yang jelas dalam pelaksanaan kebijakan Genting serta menciptakan kolaborasi yang efektif antara berbagai pihak dalam mencegah stunting di Kota Bima.

    “Pemerintah Kota Bima berkomitmen untuk terus memperkuat kebijakan ini demi mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas,”pungkasnya.

    *Red*

  • DPPKB Gelar Pertemuan Mini Loka Karya Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kecamatan Rasanae Timur

    KOTA BIMA.OBORBIMA.ID – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menggelar kegiatan mini lokakarya percepatan penurunan stunting tingkat kecamatan Rasanae Timur Selasa, 17/12/24.

    Kegiatan ini dihadiri oleh Kadis PPKB Hj.Suharni, SE dan seluruh Kepala Bidang lingkup DPPKB, Lurah dan Camat.

    Dalam sambutanya Kadis PPKB Hj.Suharni, SE memaparkan, evaluasi pelaksanaan program bangga kencana di tingkat kecamatan.

    Kata dia, apa Bima afa kendala-kendala yang dihadapi di lapangan yang berkaitan dengan pendampingan pada keluarga beresiko stunting oleh kader TPK.

    “Saya mengharapkan kepada kader TPK lebih optimal lagi dalam melakukan pendampingan dan KIE pada sasaran keluarga beresiko stunting yang  terdiri dari remaja putri, catin, pus hamil, pasca salin, baduta/balita, sehingga pencapaian di aplikasi elsimil dapat terus ditingkatkan lagi,”harapnya.

    *Red*

  • Diseminasi Hasil Kajian dan Rencana Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting Tahap II Tingkat Kota Bima

    KOTA BIMA.OBORBIMA.ID – Asisten I Setda Kota Bima, Drs. H. Alwi Yasin, M. AP, menghadiri kegiatan Diseminasi Hasil Kajian dan Rencana Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting (AKS) Tahap II yang dilaksanakan di aula Maja Labo Dahu  Kantor Wali Kota Bima, yang dihadiri oleh beberapa Kepala OPD yang mendapat undangan.

    Kegiatan ini merupakan upaya pemerintah dalam memperkuat sinergi lintas sektor untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Kota Bima.

    Dalam sambutannya, H. Alwi mengingatkan perlunya ada kerja sama semua pihak, baik Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menangani permasalahan stunting ini.

    “Audit kasus stunting ini bukan hanya tentang menemukan data dan penyebab terjadinya stunting, tetapi juga menjadi pijakan penting dalam merumuskan solusi yang konkret dan terukur,” ujarnya.

    Kegiatan diseminasi ini memaparkan hasil kajian dari Audit Kasus Stunting tahap kedua, yang mencakup identifikasi penyebab utama stunting, faktor risiko, serta rekomendasi strategi intervensi. Selain itu, acara ini juga menjadi wadah diskusi untuk menyusun rencana tindak lanjut yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Kesehatan, DPPKB, Dinas Pendidikan, dan lain-lain.

    Sementara itu Kepala DPPKB Kota Bima, Hj. Suharni, SE, menyampaikan bahwa audit kasus stunting ini merupakan program prioritas pada rencana aksi Nasional, percepatan penanggulangan stunting, dengan tujuan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting yang ada di Kota Bima.

    “Kami telah memetakan lokasi prioritas, dan dengan hasil kajian ini, diharapkan kita dapat merancang intervensi spesifik, baik di bidang kesehatan, gizi, maupun sanitasi lingkungan,” katanya.

    Hj. Suharni mengatakan bahwa audit kasus stunting telah melalui empat tahapan, yakni, pembentukan tim audit, manajemen pendampingan keluarga, identifikasi dan seleksi kasus stunting, serta keluarga beresiko stunting, dan yang terakhir tindak lanjut.

    Untuk identifikasi, dan seleksi kasus stunting, tim telah melakukan identifikasi pada beberapa kelurahan yang ada di Kota Bima, untuk dijadikan sample, yaitu, Kelurahan Jatibaru, Jatibaru Timur, dan Jatiwangi, dengan hasil identifikasi, yaitu kasus stunting sebanyak 25 kasus, ibu menyusui, atau nifas 20 kasus, balita 115 kasus, dan umbil 37 kasus, semuanya dilakukan pada 16 lokus stunting Kota Bima.

    ‘Dari identifikasi kasus tersebu saya berharap untuk segera ditindak lanjuti, agar kasus tidak semakin memburuk, atau bertambah. Hasil audit identifikasi kasus stunting ini, menghasilkan temuan penyebab terjadinya kasus stunting yakni antara lain, dampak asap rokok, asupan gizi tidak seimbang, anemia, tidak memberi Asi eksklusif, hipertensi pada ibu, hamil usia muda, ataupun hamil usia tua, jarak kehamilan yang terlalu dekat, kurangnya konsumsi air bersih, serta kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, dan untuk menanggulanginya, ada beberapa strategi yang perlu dioptimalkan, antara lain, meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, memperbaiki asupan gizi, memperbaiki pola asuh, dan lain-lain,”bebernya.

    “Red*

  • Fokus Turunkan Angka Stunting, Rakorev TPPS Semester II 2024 Digelar

    KOTA BIMA.OBORBIMA.ID – Asisten I Setda Kota Bima, Drs. H. Alwi Yasin, M.AP, membuka secara resmi Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Semester II Tahun 2024.

    Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Kantor Camat Mpunda, Rabu (18/12/2024), dengan dihadiri oleh Penjabat Ketua TP-PKK Kota Bima, Hj. Salmah H. Mukhtar, S.Pd.I, serta para pemangku kepentingan terkait.

    Dalam sambutannya, Asisten I menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, TP-PKK, dan seluruh elemen masyarakat dalam menekan angka stunting di Kota Bima.

    “Penurunan stunting membutuhkan kerja bersama. Kita harus terus memperkuat upaya pencegahan, terutama melalui edukasi, pelayanan kesehatan, dan pengawasan gizi anak,” ujar Alwi Yasin.

    Hj. Salmah H. Mukhtar, dalam arahannya, juga menyoroti perlunya pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak untuk memastikan target penurunan stunting tercapai.

    “Kami berharap TP-PKK dan pemerintah kelurahan dapat lebih intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama mengenai pentingnya pola asuh dan gizi yang baik bagi anak-anak kita,” ungkapnya.

    Dalam laporan yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kota Bima, angka stunting di Kota Bima menunjukkan fluktuasi pada semester ini. Pada bulan Oktober 2024, angka stunting berada di level 9,6%, namun mengalami peningkatan menjadi 10,01% pada November 2024.

    Kadis DPPKB Kota Bima Hj. Suharni SE, menilai fluktuasi ini sebagai sinyal bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

    “Kenaikan angka ini harus menjadi perhatian serius bagi kita semua. Meski sempat turun di Oktober, kenaikan pada November menunjukkan bahwa konsistensi program perlu terus ditingkatkan,” tegasnya.

    Rapat koordinasi ini juga membahas evaluasi program kerja yang telah berjalan selama semester II, termasuk hambatan yang dihadapi di lapangan. Peserta rapat yang terdiri dari camat, lurah, dan tenaga kesehatan di setiap wilayah diminta untuk menyampaikan data terbaru serta rencana aksi lanjutan.

    “Semoga dengan dukungan semua pihak, anak-anak Kota Bima dapat tumbuh sehat dan berkualitas, menuju generasi emas yang mampu bersaing di masa depan,” tutupnya.

    Kegiatan Rakorev ini diharapkan menjadi momentum penting untuk mempercepat penanganan stunting di Kota Bima, sejalan dengan target nasional dalam mewujudkan Indonesia bebas stunting pada tahun 2045.

    *Red*