Kategori: Kesehatan

  • Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Bima Digelar

    KOTA BIMA,OBORBIMA.ID – Sekretariat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bima melaksanakan kegiatan pertemuan rapat koordinasi percepatan penurunan stunting tingkat Kota Bima triwulan I tahun 2023 Kamis, 16/2023 bertempat di Kantor Dinas PPKB Kota Bima.

    Dalam sambutanya, Kepala Dinas PPKB Nurjanah, S.Sos selaku Sekretaris TPPS Kota Bima menyampaikan, bahwa dalam upaya percepatan penurunan stunting perlu akselerasi dan perubahan fundamental yang dilakukan dari hulu.

    Kata dia, kebijakan yang mengatur harus dilakukan mulai pra nikah, kehamilan, masa kehamilan dan masa interval sebagai upaya pencegahan perlu adanya komitmen pemerintah mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota sampai pemerintah kelurahan, merupakan kunci keberhasilan dalam percepatan penurunan stunting di Kota Bima.

    “Serta koordinasi di setiap daerah sampai tingkat kelurahan, mutlak dilakukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam melaksanakan konvergensi stunting,”bebernya.

    Ia menjelaskan, dalam upaya menurunkan stunting dikota bima telah dilakukan berbagai upaya selama tahun 2022 di antaranya, penyusunan perwali tentang stunting, pemberian makanan tambahan bagi keluarga beresiko stunting, pembagian tablet tambah darah di sekolah, pendampingan keluarga beresiko, sehingga kota bima mampu menurunkan angka stunting di bawah target nasional yaitu 13,70%.

    “Angka ini masih perlu diturunkan lagi sesuai dengan target kota bima tahun 2024, yang mengharapkan angka stunting berada pada angka di bawah 10 %,”imbuhnya.

    Tujuan pertemuan ini, sambungnya, untuk menyusun program kerja tim percepatan penurunan stunting di tingkat kota, kecamatan dan kelurahan yang akan di jadikan panduan pelaksanaan kegiatan dilapangan, dan sebagai bahan evaluasi keberadaan TPPS mulai dari tingkat kota sampai kelurahan.

    “Alhamdulilah peserta kegiatan merupakan seluruh tim percepatan penurunan stunting kota, kecamatan dan kelurahan, serta pihak terkait yang terlibat dalam kegiatan penurunan stunting,”tandasnya.

    Hal senada juga yang dikatakan, Wakil Ketua TPPS Kota Bima Drs. H. Muhammad Fakhrunraji, ME, mengharapkan agar pertemuan ini mampu menghasilkan sebuah solusi dan kesepakatan bersama untuk permasalahan stunting di kota bima.

    “Semoga dengan adanya kegiatan ini semakin memupuk serta menguatkan semangat sebagai tim penurunan stunting sehingga bisa menurunkan stunting di Kota Bima, sehingga bisa menghasilkan generasi muda yang sehat jasmani dan rohani serta bisa bermanfaat bagi masyarakat,” Jelasnya.

    *OB.002*

  • Perkuat Tata Kelola, BLUD Kabupaten Bima Kaji Banding di Yogyakarta

    BIMA,OBORBIMA.ID – Untuk memperkuat pemahaman implementasi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas, sebanyak 13 dari 14 Puskesmas BLUD dan 3 Puskesmas Non BLUD Se- Kabupaten Bima melakukan Kaji Banding di dua Puskesmas Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Ketua Tim Kaji Banding BLUD yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Afifuddin, SE, MM, yang didampingi Kabag Hukum Setda kabupaten Bima Amar Makhruf, SH dan Pendamping BLUD Puskesmas Dr. Firman, MPH menjelaskan, dua Puskesmas Kabupaten Sleman yang menjadi lokasi kaji banding adalah Puskesmas Mlati 2 dan Puskesmas Seyegan.

    “Melalui Kaji Banding, Puskesmas BLUD Kabupaten Bima sangat ingin memahami praktek pengelolaan BLUD ini, terutama terkait tata kelola dan penatausahaan keuangan,”Ungkap Papi Afif sapaanya

    Kepala Puskesmas Mlati 2 yang menjadi tujuan kaji banding, drg. Evita, MPH memaparkan, BLUD memberi peluang Puskesmas untuk berinovasi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

    “Kami mengembangkan beragam inovasi yang mengantarkan Puskesmas kami mendapat banyak apresiasi baik lokal maupun nasional,”Ungkap dr. Evita dihadapan 68 orang peserta.

    Pada tatapmuka tersebut, dr. Evita juga memaparkan materi tentang implementasi BLUD, baik proses maupun dampaknya bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas di Kabupaten Sleman.

    Peserta selanjutnya melakukan peninjauan dan berdiskusi secara langsung dengan pengelola BLUD Puskesmas Seyegan yang dipimpin drg. Ratih Susila, MPH.

    Kegiatan yang sama juga berlanjut di Puskesmas Mlati 2. Di Puskesmas Mlati 2, peserta tampak serius membahas pengembangan Puskesmas pasca BLUD dan penggunaan teknologi informasi (IT) untuk mempercepat proses pelayanan menjadi inspirasi bagi Puskesmas Kabupaten Bima. Termasuk penggunaan e-kinerja bagi pegawai Puskesmas.

    Pada hari kedua (14/3) rombongan melakukan workshop tentang laporan keuangan dan penyusunan Rencana Busines Anggaran (RBA) dan mendengarkan pemaparan tiga orang Narasumber yaitu Yos Hendra, SE, MM., Akt., CA., M.Ec.Dev., MAPPI Konsultan keuangan dan BLUD dari PKMK FK UGM dan kedua Kepala Puskesmas yaitu Mlati 2 dan Seyegan.

    Salah seorang peserta, Kepala Puskesmas Langgudu Najmah, S.ST turut mengapresiasi kegiatan ini.

    “Sangat memuaskan ilmu yg di peroleh hari ini dengan nara sumber yang sangat hebat dengan kemampuannya. Semoga bisa di terapkan di PKM masing masing,”ujarnya.

    *OB.003*

  • Berikan Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat, Wali Kota Bima Raih Penghargaan UHC

    KOTA BIMA.OBORBIMA.ID – Pemerintah Kota Bima memperoleh penghargaan Universal Health Coverage (UHC) dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI yang diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, bertempat di Balai Sudirman Jakarta, Selasa 14 Maret 2023.

    Mewakili Wali Kota Bima, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima Ahmad, S.Sos yang menerima penghargaan tersebut menyampaikan, pemberian penghargaan UHC bagi kabupaten/Kota ini diberikan karena dinilai telah melindungi warganya mendapatkan jaminan kesehatan minimal 90 persen.

    “Alhamdulillah, sampai dengan saat ini Kota Bima sudah 155.636 ribu atau 99,27 persen warga Kota Bima sudah memperoleh jaminan kesehatan,” ujarnya.

    Ia mengatakan, masih tersisa 369 jiwa penduduk Kota Bima yang akan dituntaskan dalam waktu satu tahun-dua ke depan, semua ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat didalam hal pelayanan kesehatan.

    Ahmad pun menambahkan, penyerahan Penghargaan UHC tadi dibagi per sesi, untuk bagian penghargaan kepada 22 Gubernur diserahkan oleh Wakil Presiden RI dan untuk Kabupaten/Kota diserahkan oleh para Menteri terkait dan Dirut BPJS Pusat.

    “Alhamdulillah Kota Bima mendapat giliran diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia,” ungkapnya dengan rasa bangga.

    Seperti diberitakan sebelumnya, penghargaan UHC sendiri secara garis besar merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap layanan kesehatan yang mudah diakses bagi semua pihak di setiap daerah.

    Penghargaan ini menjadi salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kota Bima dalam memberikan perlindungan kesehatan kepada hampir seluruh penduduk Kota Bima yang telah terdaftar pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

    Selain itu juga, hal ini sebagai bentuk sinergitas dan kolaborasi antara semua pihak dalam mendukung program prioritas serta strategis nasional. Karena tugas pokok pemerintah daerah adalah mendukung penuh program prioritas nasional yang bermanfaat luas bagi seluruh masyarakat.

    *OB.002*

  • DPPKB Kota Bima Serahkan Sertifikat Elsimil pada Catin di Kelurahan Manggemaci

    KOTA BIMA,OBORBIMA.ID – Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana yang diwakili Koordinator BP Kecamatan Mpunda Nurul Halidah, A.Md.Keb, bersama Penyuluh KB menyerahkan Sertifikat Elsimil pada Catin di Kelurahan Manggemaci Senin, 6/3/23.

    Sertifikat Elsimil diberikan sebagai bukti sudah melalui proses pengisian aplikasi Elsimil, maka diterbitkannya sertifikatnya melalui proses pendampingan bagi Catin.

    “Penyerahan sertifikat itu sebagai implementasi dari Program Percepatan Penurunan Stunting di Kota Bima,” ungkap Koordinator BP Kecamatan Mpunda Nurul Halidah, A.Md.Keb.

    Menurutnya, bahwa Pemerintah Kota Bima akan terus menggaungkan kepada setiap calon pengantin untuk mengunduh aplikasi Elsimil.

    “Aplikasi ini wajib diunduh dan digunakan sebagai salah satu syarat nikah dipencatatan sipil bagi setiap calon pengantin di Kota Padang untuk membantu dalam pencegahan stunting,” tegasnya.

    Kata dia, Aplikasi Elsimil adalah program dari BKKBN dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia. Aplikasi ini edukasi dengan sistem elektronik siap nikah dan siap hamil yang menjadi prioritas program BKKBN.

    “Aplikasi ini sebagai bentuk skrining awal dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, perbaikan gizi bagi calon pengantin perempuan serta edukasi perilaku hidup sehat. Sasaran utama dari program ini adalah para remaja yang mau berumah tangga,”ujarnya.

    Di dalam aplikasi Elsimil tersebut terdapat konten edukasi serta kuesioner seputar pencegahan stunting yang dapat dilihat pendamping keluarga. Pendamping keluarga sendiri terdiri dari unsur PKK, kader KB dan tenaga kesehatan.

    Ia menambahkan, proses pembuatan sertifikat Elsimil tidak sulit. Calon pengantin perempuan hanya perlu melakukan pemeriksaan status gizi, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan kadar haemoglobin (Hb).

    “Hasil pemeriksaan ini sangat penting untuk melihat risiko kehamilan dan kelahiran bayi stunting. Data kesehatan tersebut kemudian dimasukan ke aplikasi Elsimil. Jika Sertifikat Elsimil hasilnya dinyatakan berisiko (merah), pernikahan tetap boleh dilangsungkan namun tim pendamping keluarga (TPK) akan merekomendasi untuk menunda kehamilan,”bebernya.

    Selanjutnya, sambung dia, TPK akan memantau status gizi sang istri hingga kondisinya membaik dan siap untuk hamil.

    *OB.004*

  • Lagi, DPPKB Kota Bima Gelar Pertemuan Minilokakarya Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Mpunda

    KOTA BIMA,OBORBIMA.ID – Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bima bersama lintas sektor lainnya yaitu KUA, PKM, Camat, PKK,TPK berkolaborasi melangkah bersama menurunkan angka stunting mulai dari Catin yang akan memperoleh sertifikat ELSIMIL Rabu, 1/3/23..

    Kepala Dinas DPPKB Kota Bima Nurjanah S.Sos mengatakan, Pemerintah Kota Bima terus melakukan berbagai upaya dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting.

    Dikatakannya, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama, umumnya karena asupan makanan yang tidak sesuai dengan asupan gizi. kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.

    “Saya menekan kepada ibu-ibu hamil harus rajin memeriksakan kehamilan minimal 6 kali ke faskes kesehatan, dan rajin mengkonsumsi makanan bergizi. Kedepannya juga setelah bayi lahir agar diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Karena ASI ini sangat besar manfaatnya. Selain itu, permasalahan stunting ini merupakan PR bersama bagi kita semua, baik unsur pemerintahan, PKK, maupun unsur-unsur lain yang terkait,” imbuhnya

    Lebih lanjut mantan Camat Rasbar itu mengajak sepenuhnya menjalankan program pemerintahan percepatan penurunan stunting di Kota Bima menuju zero stunting di tahun 2024.

    “Kita harus ada rasa memiliki, simpati dengan program kegiatan ini, untuk membantu sesama agar di Kota Bima tidak ada lagi anak stunting,” pintahnya.

    Guna mencegah Stunting secara dini, sambungnya, maka bisa dilakukan dengan memberikan pendampingan kepada lbu – lbu hamil, meminimalisir pernikahan dini dan beberapa program lainnya yang bisa menciptakan penurunan angka stunting.

    “Hal ini perlunya simpul kerjasama agar penurunan angka stunting dapat dipercepat memenuhi target yang telah ditetapkan dari Pemerintah,” ujarnya.

    *OB.002*

  • Nurjanah : Pencanangan Minum TTD Sebagai Upaya Penanggulangan Stunting Bagi Remaja Putri

    KOTA BIMA,OBORBIMA.ID – Sebagai Upaya Pencegahan Stunting, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (DPPKB) Kota Bima menggelar kegiatan Pencanangan Minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri di SMKN 1 Kota Bima Senin, 27/2/23.

    Kepala DPPKB Kota Bima Nurjanah, S. Sos. yang didampingi oleh Kabid K3 Muhammad Ikbal, SKM. MKM berpesan agar para remaja putri agar selalu menjaga kesehatannya dengan rajin mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, serta rutin minum suplemen penambah darah seperti tablet tambah darah (TTD).

    Kata dia, hal tersebut penting sebagai bentuk pencegahan diri dari terjadinya Anemia yang dapat berdampak pada turunnya kondisi kesehatan, gampang sakit serta dapat terjadi Stunting pada keturunan jika tidak segera dicegah.

    “Apalagi siklus menstruasi pada remaja putri semakin potensial meningkatkan resiko tersebut, dan minum TTD adalah salah satu solusi jitu menghindari dari masalah kesehatan tersebut,” ujarnya.

    Menurutnya, remaja putri rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi. Remaja yang menderita anemia berisiko tinggi untuk mengalami anemia pada masa kehamilannya.

    Hal ini akan berdampak pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan. Oleh karena itu, remaja dan wanita usia subur (WUS) perlu meminum Tablet Tambah Darah sebanyak satu kali dalam seminggu. Sementara, ibu hamil mengkonsumsi sebanyak 90 tablet atau lebih selama masa kehamilannya untuk mencegah anemia saat hamil.

    “TTD penting dikonsumsi oleh wanita usia subur. Nah remaja putri ini kan sudah masuk dalam kategori usia subur. Jadi pemberian TTD ini dimaksudkan mencegah anemia zat besi. Yang nantinya jika mereka sudah menginjak masa kehamilan tidak mengalami anemia. Karena kalau anemi saat hamil nanti akan membahayakan janin dan juga ibu hamil itu sendiri. Maka penting sekali konsumsi TTD setiap minggu,” terangnya.

    Ibu Janu sapaanya juga mengatakan, upaya percepatan penurunan Stunting di Kota Bima ada 3 upaya intervensi yang dilakukan untuk mencegah stunting Ketiga intervensi ini dimulai pada wanita sebelum kehamilan.

    “Jadi yang intervensi akan fokus diarahkan pada wanita sebelum melahirkan, baik remaja di usia sekolah dan juga pada saat ibunya hamil,dan ini adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting,” Terangnya.

    Menurutnya, upaya ini bermanfaat untuk mencegah anemia yang berakibat pada kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa, penurunan produktivitas dan prestasi siswa serta menyiapkan mereka untuk melahirkan bayi yang sehat terhindar dari Stunting.

    “Upaya pencegahan stunting harus dimulai sejak masa remaja, khususnya pada remaja putri. Kecukupan gizi remaja putri harus dipersiapkan sejak awal masa menstruasi agar saat melahirkan nanti status gizinya baik, sehingga bayi yang lahir akan terhindar dari resiko stunting,”ujarnya.

    Informasi yang dihimpun media ini, tampak hadir dalam kegiatan tersebut Kepala SMKN 1 Kota Bima, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kota Bima, Kepala Puskesmas Paruga serta rombongan ibu-ibu Dharma wanita SMKN 1.

    *RED*

  • Kadis DPPKB Buka Kegiatan Minilokakarya Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kota Bima

    KOTA BIMA,OBORBIMA.ID – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bima Nurjanah, S.sos membuka secara resmi kegiatan minilokakarya percepatan penurunan stunting tingkat Kota Bima di Kecamatan Rasanae Barat Senin, 27/2/ 2023.

    Pertemuan tersebut dilaksanakan di aula balai penyuluhan KB Kecamatan Rasanae Barat yang di hadiri oleh seluruh peserta yang mendapatkan undangan sebagai peserta aktif.

    Dalam sambutannya Nurjanah mengharapkan, agar kinerja TPK dapat di tingkatkan lagi dalam mendampingi keluarga sasaran yang ada di wilayahnya dan, melaporkan setiap perkembangan yang ada.

    Di samping itu, kata Ibu Janu sapaanya, minilokakarya merupakan rangkaian kegiatan tuk mengevaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di tingkat kecamatan.

    “Tujuan digelarnya mini lokakarya ini, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengenal apa itu stunting, bagaimana menyikapi dan seperti apa peran TPPS dalam penanganan serta pencegahan stunting,”terangnya.

    *OB.003*

  • Berhasil Lakukan Eradikasi Penyakit Frambusia, Dikes Kabupaten Bima Dapat Penghargaan Dari Kemenkes RI

    BIMA,OBORBIMA.ID – Kementerian Kesehatan memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabuaten Bima karena berhasil lakukan eradikasi penyakit frambusia. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Bima mendapatkan penghargaan.

    Pemberian penghargaan tersebut di
    Krakatau Grand Ballroom Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta dihadiri oleh seluruh Kota dan Kabupaten Se Indonesia yang mendapatkan penghargaan Selasa, 21/2/23.

    Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Afifuddin, SE, MM mengatakan, bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Bima mendapatkan penghargaan tersebut karena kerja kerasnya seluruh Staf Dikes.

    Kata Papy Afif sapaan akrabnya, bahwa upaya keras dan kerja keras seluruh jajaran Dikes membuahkan hasil yang sangat maksimal.

    “Alhamdulilah berbagai upaya yang sudah dilakukan sosialisasi di tingkat Desa, posyandu, sekolah dan pelacakan kasus frambusia di posyandu dan anak sekolah. Dari hasil pelacakan kasus tidak ditemukan kasus frambusia selama 5 tahun terakhir ini,”ujarnya.

    Papy Afif menyebutkan, bahwa ada 103 Kabupaten dan Kota penerimaan sertifikat. “Alhamdulillah salah satunya Kabupaten Bima,”pungkasnya

    *OB.003*

  • Wabup Dahlan: Dalam Waktu Tiga Tahun, Angka Stunting Kabupaten Bima Menurun Signifikan

    BIMA,OBORBIMA.ID – Wakil Bupati Bima H. Dahlan M.Noer mengatakan, di Kabupaten Bima Prevalensi stunting menurun secara signifikan. Dalam tiga tahun terakhir sejak tahun 2020, angka stunting atau gagal tumbuh anak mencapai angka 24,59% dan turun menjadi 18,2% pada tahun 2021.

    “Angka tersebut kemudian turun pada angka 13,8% di tahun 2022,” Paparnya saat memberikan arahan Rabu (8/2) pada kegiatan Review Tahunan Kinerja Stunting (evaluasi pelaksanaan aksi pencegahan stunting di kabupaten Bima tahun 2022) yang dilaksanakan di Aula Hotel Lila Graha Bima.

    Meskipun kecenderungan penurunan angka tersebut, namun Dahlan mengingatkan agar perangkat daerah terkait, Camat, Kepala Puskesmas, Kepala desa dan tenaga kesehatan tetap harus saling berkoordinasi sehingga kabupaten Bima berada diluar zona merah daerah stunting.

    Wakil Bupati yang didampingi Kepala Bappeda dan Litbang Taufik, ST, MT, Kepala DPMD H. Putarman, SE yang juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak terkait dalam upaya menurunkan angka stunting.

    Pada bagian akhir arahannya, Wabup Dahlan yang juga Ketua Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Stunting Kabupaten Bima menekankan Penanganan Stunting yang menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi (penyebab tidak Langsung/ sensitif) yaitu faktor yang berhubungan dengan Ketahanan Pangan, Lingkungan Sosial, Lingkungan Kesehatan dan lingkungan pemukiman.

    “Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan layanan dan kelayakan tersebut kepada masyaraka,” Tutup Wabup Dahlan

    Setelah kegiatan dibuka secara resmi, dilakukan sesi penyampaian materi oleh Kepala BAPPEDA dan Kepala DPMD

    *OB.007*

  • Nurjanah : Calon Pengantin Harus Punya Sertifikat Elsimil Sebelum Menikah

    KOTA BIMA,OBORBIMA.ID – Kepala DPPKB Kota Bima Nurjana S.Sos menegaskan, bahwa setiap calon pengantin (catin) yang akan menikah harus memiliki sertifikat Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil), sebelum melangsungkan pernikahan.

    Kata dia, ini merupakan Salah satu intervensi yang dilakukan oleh BKKBN melalui Dinas PPKB, dalam upaya percepatan penurunan stunting adalah dengan memastikan setiap Calon Pengantin/calon PUS berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

    “Saya imbau agar semua calon pasangan pengantin, sebelum mendaftarkan diri di Kemenag, agar memiliki sertifikat Elsimil. Apabila belum memiliki sertifikat tersebut, tidak boleh menjalankan pernikahan,” ujarnya.

    Dirinya pun mengajak calon pengantin minimal tiga bulan sebelum menikah untuk mengunduh dan mengisi aplikasi Elsimil, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan. Seperti, usia, berat badan, pemeriksaan kadar Hemoglobin (HB) dan ukuran lingkar lengan atas.

    “Salah satu strategi dari percepatan penurunan stunting oleh BKKBN adalah strategi percepatan penurunan stunting dari hulu dengan skrining. Lalu, edukasi kesehatan reproduksi dan gizi serta pendampingan bagi calon pengantin lewat aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil atau Elsimil,” imbuhnya.

    Ia menjelaskan, tingginya angka anemia pada pada remaja dan calon pengantin perempuan dinilai berkontribusi besar dalam meningkat kan angka prevalensi stunting.

    “Jika kita dapat mengoreksi anemia pada calon pengantin, kita dapat menyingkirkan risiko bayi berat badan lahir rendah (BBLR), hingga risiko stunting. Implementasi dalam bentuk kegiatan skrining, edukasi serta pendampingan, akan menghasilkan output sertifikat Siap Nikah,” jelasnya.

    *OB.002*