FGD Tim Ekspedisi Patriot IPB Bahas Pengembangan Pertanian Berkelanjutan di Tambora

BIMA.OBORBIMA.ID – Tim Ekspedisi Patriot IPB University kembali menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Desa Kawinda Toi, Satuan Pemukiman (SP) 3 dan 4, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Pertemuan Dusun Oi Marai ini bertujuan untuk memetakan potensi komoditas unggulan pertanian sekaligus menggali tantangan serta peluang pengembangannya di kawasan transmigrasi Tambora.

FGD ini dihadiri oleh 23 peserta yang terdiri atas perangkat desa, perwakilan petani, peternak, dan nelayan dari tiga dusun, yakni Oi Marai, Mpode, dan Danakala.

Tim IPB dipimpin oleh Muh Faturokhman, S.Pt., M.Si. selaku Ketua Tim, didampingi Anisa Fitri, S.Tr.Bns sebagai Koordinator Lapang, serta anggota tim Wilsam Akbar Rabbani, Cempaka Chandra Kirana, dan Adila Hafizhah Batubara.

Dsambutan Kepala Desa Kawinda Toi,  menyampaikan apresiasi kepada Tim IPB atas kehadiran mereka di wilayah Tambora.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan menggali solusi bersama atas tantangan yang dihadapi, terutama dalam bidang pertanian dan perikanan,” ujar Kepala Desa Kawinda Toi.

Semenatara itu, Ketua Tim IPB, Muh Faturokhman menjelaskan, FGD ini bukan hanya untuk mengidentifikasi komoditas unggulan, tetapi juga untuk menyusun rekomendasi strategis bagi pengembangan pertanian berbasis potensi lokal yang berkelanjutan

Di tempat yang sama, tokoh masyarakat sekaligus Koordinator Dusun Oi Marai menambahkan pentingnya kerja sama antarwarga dalam mengoptimalkan potensi pertanian di wilayah mereka.

“Kami memiliki lahan yang subur, namun keterbatasan infrastruktur seperti irigasi dan jalan tani masih menjadi kendala utama. Harapan kami, hasil diskusi ini dapat diteruskan hingga tingkat kebijakan,” tuturnya.

Berdasarkan hasil diskusi, komoditas unggulan di SP 3 meliputi kacang tanah dan jagung, sementara SP 4 mengandalkan jambu mete dan jagung sebagai komoditas potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.

Petani juga menyoroti perlunya pembangunan sistem irigasi dan akses jalan tani, mengingat sebagian besar lahan masih mengandalkan air hujan dan sulit dijangkau saat musim hujan.

FGD yang berlangsung interaktif ini menghasilkan berbagai masukan strategis, termasuk rekomendasi jangka pendek seperti pelatihan pengolahan hasil pertanian, penguatan kelembagaan tani, dan pembangunan DAM perairan.

*OB.11*

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *