BIMA.OBORBIMA.ID – Tim peneliti dari IPB University yang tergabung dalam Program Ekspedisi Patriot 2025 melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Desa Rasabou SP 1, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk memvalidasi data lapangan sekaligus mengidentifikasi komoditas unggulan yang berpotensi dikembangkan di desa tersebut.
FGD ini digelar setelah tim melakukan observasi lapangan selama kurang lebih lima hari. Rangkaian kegiatan dipimpin oleh koordinator lapang, Anisa Fitri, S.Tr.Bns, bersama tiga anggota tim yaitu Wilsam Akbar Rabbani, Cempaka Chandra Kirana, dan Adila Hafizhah Batubara.
Dalam sambutannya Kepala Desa Rasabou, Miskan, S.Sos, yang menyampaikan apresiasinya kepada tim peneliti. “Terima kasih kepada adik-adik tim peneliti Ekspedisi Patriot dari IPB University. Semoga penelitian ini betul-betul dapat menggali potensi desa dan merekomendasikannya ke Kementerian Transmigrasi,” ujarnya.
Sementara itu perwakilan tim dari IPB University Anisa Fitri mengucapkan banyak terima kasih bapak ibu telah berkenan hadir dalam acara diskusi kali ini. “Semoga pencarian informasi terkait komoditas unggulan di Desa Rasabou ini dapat kami susun sebagai rekomendasi kepada Kementerian Transmigrasi sehingga bermanfaat bagi masyarakat desa,” katanya.
Diskusi berjalan secara aktif dan melibatkan 15 perwakilan masyarakat desa, termasuk tokoh adat. Mereka menyampaikan pandangan terkait potensi pertanian, perkebunan, hingga peternakan. Perwakilan tokoh adat menegaskan pentingnya pemetaan potensi tersebut.
“Potensi komoditas unggulan di Rasabou sangatlah beragam, namun masih terdapat berbagai masalah dalam pelaksanaannya. Kami berharap tim dapat memetakan potensi dan permasalahan dengan tepat agar dapat menjadi dasar kebijakan di tingkat pusat,” ungkapnya.
Kegiatan FGD berlangsung dengan lancar, perwakilan warga yang hadir pun sangat responsif dalam memberikan keterangan dan informasi yang dibutuhkan.
Antusiasme masyarakat terlihat dari keterlibatan mereka dalam menyampaikan pengalaman nyata di lapangan, mulai dari tantangan pemasaran hasil tani hingga kesulitan sarana produksi.
Selain itu, tim juga menemukan adanya keterbatasan infrastruktur yang menjadi hambatan utama. Sistem irigasi untuk pengairan sawah dan lahan di Desa Rasabou masih belum tersedia sehingga masyarakat hanya mengandalkan air hujan pada bulan Desember hingga Januari.
Walaupun terdapat beberapa mata air di sekitar desa, pemanfaatannya belum optimal. Kondisi jalan menuju lahan pertanian pun masih sulit diakses, sehingga menyulitkan petani dalam distribusi hasil panen.
Dari hasil analisis SWOT, sejumlah komoditas teridentifikasi memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Komoditas pertanian seperti jagung, jambu mete, kacang tanah, padi, ubi, singkong, dan cabe menjadi fokus utama, disusul dengan sektor peternakan sapi dan kambing yang prospektif.
Selain itu, sektor perikanan tangkap juga dinilai memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Temuan ini diharapkan dapat memperkaya data dan menjadi bahan rekomendasi kepada Kementerian Transmigrasi.
FGD ini tidak hanya menjadi ruang bertukar informasi, tetapi juga membangun kolaborasi antara akademisi dan masyarakat desa. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan lahir peta potensi yang lebih komprehensif untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal di Desa Rasabou secara berkelanjutan.
*OB.008*
Tinggalkan Balasan