BIMA.OBORBIMA.ID – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima mencatat dari total 203 warga yang positif HIV/ AIDS di Kabupaten Bima, 89 orang di antaranya telah meninggal dunia. Sebaran kasus tersebut terbanyak di wilayah ibukota Kabupaten Bima di Kecamatan Woha.
Dari 114 orang yang masih positif HIV AIDS, hanya 70 orang yang masih aktif mengikuti treatmen Antiretroviral (ARV) melalui klinik Voluntery Conceling and Testing (VCT) seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima, sedangkan 40 orang tidak melanjutkan terapi dan masuk kategori lost to follow-up di antaranyakarena pindah tempat tinggal.
“Untuk penanganaannya masih ada 70 lebih yang masih aktif berobat, terus sebagian itu loss to followup atau putus obat dan ada yang pindah tempat. Penderita yang putus obat ini sudah beberapa bulan tidak ambil obat di rumah sakit,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Fahrurahman SE, M.Si pada media ini.
Kata mantan Kadis Kominfo ini, kasus HIV AIDS di Kabupaten Bima tidak masuk kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah kasus tidak signifikan walaupun akumulasinya mencapai ratusan.
“Pemerintah Daerah melalui Dikes intens menangani kasus tersebut melalui sejumlah tindakan selain mendorong penanganan terhadap pasien, di antanya melalui kegiatan promotif dalam bentuk sosialisasi dan deteksi (screening) di sekolah dan Rumah Tahanan (Rutan) Raba serta kelompok rentan lain,”terang Fahru sapaanya.
Fahru menyebut, kelompok paling rentan sebagai penderita dan penyebar HIV AIDS di antaranya komunitas LGBT terutama wanita dalam pria (waria) dan warga yang pulang dari ibukota Jakarta serta dari luar negeri.
“Pertama upaya mendeteksi HIV AIDS dengan melakukan screening terhadap ibu hamil, kemudian screen terhadap pasien TB, pada kelompok kunci, waria, LSM, WP di Lapas. Upaya promotifnya sosialisasi di sekolah, juga kita screening,” ujarnya.
*OB.007*