Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting Bagi Kader BKB Tingkat Kota Bima Digelar

Uncategorized284 Dilihat

KOTA BIMA,OBORBIMA.ID – Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bima melalui bidang Ketahanan dan kesejahteraan keluarga menggelar kegiatan peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting Bagi Kader BKB Tingkat Kota Bima, yang dilaksanakan BKKBN Provinsi NTB Rabu, 17/5/23.

Dalam sambutanya Kadis PPKB Nurjanah, S.Sos mengharapkan kepada para kader BKB untuk membantu Pemerintah Kota Bima dalam upaya penurunan stunting di Kota Bima.

Kata mantan Camat Rasbar ini menjelaskan, peran serta kader dalam memberikan penyuluhan dan KIE pada masyarakat tentang pentingnya mencegah stunting di keluarga, dan akan membantu pemerintah dalam program penurunan stunting, sehingga pada tahun 2024 bisa turun sampai 8 porsen sesuai dengan yang diharapkan oleh Bapak walikota Bima H.Muhammad Lutfi, SE.

“Saya mengharapkan pada keluarga yang memiliki balita dan remaja, agar secara rutin melakukan kunjungan pada tempat posyandu yang ada di lingkungannya,”harapnya.

Ibu Jana sapaanya menyebutkan, stunting disebabkan oleh faktor multidimensi. Tidak hanya faktor kekurangan gizi pada anak balita, namun juga terkait faktor lainnya, seperti pola asuh anak yang kurang baik.

“Salah satu faktor penyebab stunting di antaranya praktik pengasuhan yang kurang baik. Termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta pasca melahirkan,”ujarnya.

Dijelaskan kembali bahwa, stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis pada anak yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan anak tumbuh lebih pendek dari anak seumurannya.

”Namun, anak yang pendek belum tentu stunting. Tapi anak stunting sudah tentu pendek,” ujarnya.

Upaya percepatan penurunan stunting dilakukan melalui pendekatan keluarga dengan menyasar empat kelompok sasaran, yaitu remaja sebagai calon pengantin harus disiapkan sejak dini terkait gizi dan kesehatannya.

Kedua, ibu hamil melalui pemeriksaan kesehatan secara teratur dan pemenuhan gizi selama masa kehamilan, ibu pascapersalinan dengan pemberian ASI eksklusif kepada anak dan pengaturan kelahiran yang sehat dengan alat kontrasepsi.

Keempat balita (usia 0-23 bulan) dengan memberikan asupan gizi yang seimbang dan pola asuh yang baik.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut yang juga narasumber Muhamad Ilham, SKM dari DPPKB, Mia Oktora, S.Sos.MM dari Pokja Ketahanan Keluarga Perwakilan BKKBN Provinsi NTB.

*RED*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *