Kepsek SMKN 1 Kota Bima Diduga Tidak Transparan Penggunaan Dana BOS

KOTA BIMA,OBORBIMA – Kepala sekolah SMKN 1 Kota Bima Syamsinar SPd diduga tidak transparan dalam penggunaan dana Bos. Hal ini bertolak belakang dengan peraturan pemerintah yang diamanahkan dalam undang-undang No 14 tahun 2008 Tentang keterbukaan informasi publik.

YS Pemerhati dan praktisis pendidikan Kota Bima pada sejumlah media mengatakan, anggaran dari dana BOS di SMKN 1 Kota Bima lebih kurang Rp. 1,6 miliar setiap tahunnya. Semenjak di pimpin oleh kepsek ini kata dia, kepala sekolah tidak pernah transparan dalam penggunaan dana BOS.

Parahnya lagi, lanjut dia, Kepsek menginisiasi sendiri segala kebutuhan dan keperluan sekolah, tidak pernah membentuk team dana BOS yaitu, team yang mengontrol dan mengawasi pembelanjaan dan pengeluaran, belanja Bahan Milik Daerah tidak dilakukan oleh pengurus barang.

“Sampai saat ini, Kepsek tidak pernah menyampaikan dan melaporkan penggunaan dana BOS kepada dewan guru serta team komite sekolah, malah berdalih bahwa kepala sekolah adalah penanggung jawab anggaran dan pengguna tunggal anggaran,” bebernya.

Menurut hemat kami, katanya, apa yang dilakukan oleh Kepsek SMKN 1 KOTA BIMA ini sama sekali tidak sejalan dengan undang-undang KIP ( Undang-undang keterbukaan informasi publik). Dan Kepsek mengadopsi kepemimpinan tiran otoriter.

“Kuat dugaan kami jika Kepsek melakukan penyimpangan procedural, oleh sebab itu kami meminta Gubernur NTB Untuk mencopot Kepsek tersebut. Bahkan kami minta pada Bapak KAPOLRESTA Kota Bima Cq.Kasat Reskrim Tipikor agar segera melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap oknum kepala sekolah yang bersangkutan,” harapnya.

Tempat terpisah Kepsek SMKN 1 Kota Bima Ratna S.Pi M.Pd dikonfirmasi media ini mengatakan, bahwa pengunaan dana BOS tersebut sudah sesuai dengan juklak juknis.

“Saya membantah dengan keras bahwa saya di tuding tidak transparan. Karena dana bos itu sudah ada mekanismenya,” tegasnya Kamis, 20/10/22.

Kepsek nembahkan, bahwa dana bos yang ada di SMKN 1 Kota Bima bukan Rp. 1.6 miliyar, tetapi Rp. 1.5 miliyar berdasarkan jumlah siswa.

*RED*

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *