KOTA BIMA,OBORBIMA.ID – SEJUMLAH ojek di Kota Bima mengeluhkan kenaikan atas Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis *Pertalite Khusus* secara diam-diam.
“Tentunya ini akan semakin menyulitkan rakyat. Kenapa Pertamina menaikan harga (BBM) jenis *Pertalite Khusus* secara diam-diam, di tengah rakyat saat ini lagi kesusahan akibat pandemi Covid-19,”kata Bambang yang juga sebagai ojek kota Bima.
Menurut dia, awalnya harga BBM jenis Pertalite Khusus telah disamakan dengan harga BBM Premium sebesar Rp 6.450, lalu naik lagi pada tanggal 21 November 2021 menjadi Rp.6.850. Dan besok tgl 19 Desember 2021 akan naik lagi jadi Rp. 7.250, agar masyarakat bisa beralih ke BBM berkualitas. Hal itu sejalan dengan program Langit Biru oleh Pertamina atas kebijakan pemerintah pusat.
“Alasannya, menjaga lingkungan dari polusi udara karena dampak timbal sekaligus upaya promosi Pertamina untuk mendorong masyarakat meninggalkan BBM jenis premium,”katanya.
Namun belakangan, lanjut dia, harga Pertalite Khusus di lakukan secara diam-diam dinaikkan dengan dalih normalisasi dimulai dari harga Rp.6.450 dan kemudian naik per tanggal 21 November 2021 menjadi Rp.6.850 per liter, dan sekarang akan naik di tgl 19/12/2021 menjadi Rp.7.250
Masyarakatpun di buat bingung oleh Pertamina, dimana ada 2 jenis BBM yang namanya Pertalite di SPBU dengan harga yang berbeda, dan pihak pertamina pun tidak pernah mensosialisasikan terkait BBM jenis yang baru ini yaitu *Pertalite Khusus* yang mana porsentase komposisi campurannya antara Premium dan Pertamax tidak di ketahui oleh masyarakat, jangan jangan BBM Pertalite ini adalah Premium yang di kasih pewarna saja, curiga nya..?
Pihaknya pun sempat mempertanyakan perihal kenaikan itu dan untuk promosi satu harga sampai kapan berlangsung, namun tidak mendapat jawaban dari pihak Pertamina setempat, bahkan kenaikan terus berubah-ubah.
“Informasi kami terima dari pemilik trasportasi, supir angkot hingga operator harga Pertalite Khusus sudah naik Rp7.250 ribu per liter per 19 Desember 2021 jam 00.00,” katanya.
Dia menilai pertamina diam-diam menaikkan harga, walaupun non subsidi, tapi sudah 99 persen digunakan orang, siapa pun itu. “Dari pada ribut di jalan, lebih baik kita sesuaikan tarif angkutan akibat Dampak kenaikan ini tentu akan berpengaruh pada semua sektor ekonomi,”ucapnya.
Menanggapi hal itu, SBM Pertamina Mataram Faris ketika di konfirmasi media ini hpnya tidak pernah di angkat. Bahkan media ini mencoba lewat Whats up tidak ada jawaban.
*OB.001*