KOTA BIMA,OBORbima – Memasuki tahun ketiga Pemerintahan Lutfi-Feri, capaian pembangunan Kota Bima semakin tampak di berbagai bidang kehidupan masyarakat, bahkan mengalami progres yang sangat siginifikan. Baik pembangunan infrastruktur sarana prasarana publik maupun pembangunan bidang sosial dan keagamaan serta pengembangan ekonomi masyarakat.
Berbagai indikator hasil pembangunan tersebut dibeberkan secara lugas dan gamblang oleh Walikota Bima dalam berbagai forum dan kesempatan, antara lain saat menyampaikan amanat dalam upacara HUT Kota Bima yang ke-19 pada 10 April 2021 yang lalu.
Hal ini dikemukakan oleh Ketua PGRI Kota Bima Suhardin M. Si saat diwawancarai oleh media ini di ruang Kepala Sekolah SDN 5 Rabangodu Utara Kota Bima, Senin 26 April 2021. Suhardin mengatakan, bahwa kita harus jujur mengakui kalau pembangunan Kota Bima saat ini, di bawah kendali HM. Lutfi dan Feri Sofyan mengalami kemajuan yang signifikan. Baik pembangunan fisik seperti sarana-prasarana publik, maupun pembangunan non fisik seperti bidang, sosial, budaya, keagamaan, dan ekonomi.
“Sejumlah capaian pembangunan yang dapat kita lihat adalah seperti, Masjid Nur A. Latief di kantor Pemkot, kelanjutan pembangunan Masjid Raya Al Muwahiddin, Gedung Puskesmas Dara, Mpunda dan Kumbe, Sarana-prasarana wisata Pantai Lawata dan Kolo, pembangunan gedung sayap kantor Walikota, pemasangan lampu hias di tiga jembatan, alokasi dana dengan nilai yang fantastis untuk pembangunan puluhan masjid dan mushalla, pemberian BPJS gratis untuk ribuan warga tidak mampu, serta pembukaan lapangan kerja yang menyerap ribuan tenaga kerja, dan masih banyak lagi capaian yang tidak mampu saya sebutkan di sini,” jelas Suhardin.
Terhadap capaian ini, pemerintah Kota Bima telah mendapat berbagai apresiasi dan penghargaan baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun dari NGO. Seperti predikat WTP untuk pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance), dan sejumlah pengahargaan lainnya.
Menurutnya, warga Kota Bima juga harus apresiasi dan terus mendukung semua program pemerintah Kota Bima yang pro rakyat. Caranya dengan mengoptimalkan pelaksanaan tugas kita sesuai kapasitas masing-masing, dan turut menjaga hasil pembangunan yang ada.
“Tentu pemerintah tidak mungkin memuaskan semua pihak. Pasti ada yang tidak puas dengan kebijakan Walikota. Pihak yang tidak puas, mestinya memberikan solusi dan saran-konstruktif, jangan hanya membangun frame negatif saja, seolah-olah yang dilakukan oleh pemerintah tidak ada yang benar. Apalagi cenderung menyerang pribadi pimpinan daerah atau keluarganya. Kita bijaklah dalam melihatnya dari berbagai prespektif. Untuk itu pemerintah juga tidak boleh anti kritk, tapi harus membuka diri untuk menerima saran-konstruktif dari masyarakat,” lanjut alumni Makassar ini.
Ketika ditanya bagaimana sosok HML dibanding dengan figur almarhum HM. Nur Latif alias Noli dalam membangun Kota Bima, mantan wartawan ini dengan santai mengatakan bahwa naluri membangun HML sama dengan Noli.
“Mereka berdua sama-sama pemimpin yang visioner dan memiliki semangat tinggi untuk membangun daerahnya,” pungkasnya.
=OB.001=